Senin, 11 Mei 2015

LETS COUNT The BLESSINGS….

Berkat Tuhan mari hitunglah…kau kan kagum oleh kasih-Nya (sepenggal lirik dalam KJ)
2014 almost over, akhir tahun bisa menjadi momentum yang tepat melakukan refleksi serta mengingat kembali berkat yang diterima, pencapaian yang diperoleh maupun kegagalan yang terjadi disepanjang tahun yang hampir dalam hitungan hari akan kita tinggalkan.

Mengingat sambil menghitung berkat yang diterima tentu membuat saya terkagum-kagum, walaupun memang ada saat dimana hidup ini diperhadapkan pada suatu kondisi yang terasa pahit bahkan sampai berlinang air mata, namun... namanya hidup mesti harus tetap dijalani, dinikmati terlebih disyukuri. Setujukan pak suami??  wkwkwkw
Menghitung sebegitu banyaknya berkat Tuhan buat keluargaku, tentu dengan kemampuan manusiawi saya yang amat terbatas ini tidak akan pernah bisa menghitungnya. Syukurlha Dia Sang Pemberi Berkat tidak pernah menuntut kita untuk menghitung dan menyebutkan berkat yang kita terima satu persatu.
Berkat Tuhan  sangat..sangat banyak dan selalu baru setiap hari. Mulai dari bangun pagi dengan tubuh yang sehat, menikmati hembusan udara yang masuk keluar ke saluran pernapasan, sistem tata surya/benda-benda angkasa yang masih bekerja dengan baik, planet bumi yang masih berotasi dan berevolusi, Tumbuhan dan hewan sebagai makhluk hidup masih kita jumpai disekitar kita, orang-orang yang kita kasihi masih berbagi cerita suka - duka, berkomunikasi, pertambahan umur, bahkan disaat kondisi sukar sekalipun Tuhan sanggup melimpahkan berkat-berkatNya.... Amin
Tidak pernah ada yang namanya kebetulan, tidak ada juga yang seharusnya... semua hanya karena kasih karunia

"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." 2Korintus 12 : 9b 

Berkat Tuhan bukanlah untuk dihitung karena memang tak akan pernah bisa dihitung, namun untuk dibagikan kepada sesama. BerkatNya juga tidak akan pernah habis jadi tidak perlu dikhawatirkan.
Menghitung tidak akan mungkin, tapi disini saya tetap ingin mengingat sebagian berkat Tuhan yang diberikan buat keluarga kecilku di tahun ini. Mengingat berkatNya akan muncul kesadaran dalam diri ini untuk ucap syukur kepada Tuhan

Diawal tahun 2014, tepatnya tanggal 29 Januari Berkat yang amat sangat special diberikan Tuhan atas kami, kehadiran buah hati kami a little boy Benaya Parulian Simanjuntak setelah penantian kami yang hampir 4 tahun. Ya, hari itu menjadi permulaan dimana peran saya selain sebagai isteri untuk suami, juga menjadi ibu untuk Benaya ”Welcome to the mother world”, begitu pula dengan pak suami, tentu merupakan suatu babak baru dalam hidupnya menjadi seorang bapak. Dalam dunia perorangtuaan **mulai kaca balau grammar-nya** kami terhitung sebagai pendatang baru yang tentu harus banyak belajar dari orang lain, belajar dari pengalaman hidup mereka, terlebih lagi perlu belajar dari FirmanNya.  
Sungguh Tuhan buat segala sesuatu indah pada waktunya, ketika dilihatnya kami sudah benar-benar siap menjadi orang tua, barulah Dia memberikannya. Kesiapan disini bukan sekedar dari segi materi atau kedewasaan umur, tapi lebih kepada kesiapan mental dalam menjalankan peran yang baru. Sampai saat inipun saya merasakan perubahan yang sangat besar dalam hidup ini, Yah perubahan yang bikin hidup lebih hidup *losta masta banget*, bikin hidupku lebih bermakna untuk keluargaku

”Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya” Pengkotbah 3:1

Bulan April 2014, 
Membeli rumah melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bisa saja menjadi pengalaman berutang dengan nilai terbesar buat kebanyakan orang. Pengalaman tahun ke tahun cukup memperlihatkan bahwa harga rumah yang sulit turun bisa membuat orang perlu berutang supaya dapat memenuhi kebutuhan papan.

Sejak 2004 jauh sebelum kami berdua saling mengenal, pak suami sudah membeli rumah dimana untuk pembayarannya dilakukan dengan cara kredit  yang melibatkan pihak bank melalui program KPR BTN **Ga usah dibahas lha yah bunga pinjaman berapa, segala term & conditionnya sperti apa** yang jelas rumahnya terletak di Bekasi lengkapnya di Jl. Duta Graha Blok F2/17.. silahkan di search di google map yah he..he..he...
Bulan April di tahun ini tepat 10 tahun pembayaran cicilan rumah dan ternyata merupakan cicilan terakhir, itu pertanda bahwa rumahnya PAID versi indonya LUNAS. Finally, hanya bisa terucap kata ”Thanks God” bukan karena kuat dan gagahnya kami tapi semua karena anugerahNya.

Bulan November 2011 kami diberikan rejeki oleh Tuhan untuk memiliki sebuah ”mobil keluarga” untuk pertama kalinya kami memiliki mobil, mobilnya juga bukan keluaran terbaru lho tapi lumayan lha untuk kami gunakan, toh mobilnya lebih banyak diam terparkir di garasi rumah, karna sehari-harinya kami lebih banyak menggunakan sepeda motor karena lebih efektif dan efisien, tau sendiri area tempat tinggal kami itu kalo sudah ketemu muacett, weleh..weleh....bisa bikin esmosi tingkat dewa...
Mobil yang terparkir di garasi adalah sebuah sedan Timor warna silver metalik keluaran tahun 2000. Dikalangan keluarga mobil ini populer dengan panggilan TIMI. Biarpun bagi orang lain mobil Timor adalah mobil kuno, jadul, ga oke, biasa-biasa saja, tapi buat kami kehadiran mobil ini menyimpan cukup banyak kenangan (apalagi kenangan mogok2 nya hihihi) dan tentu merupakan berkat Tuhan yang cukup besar. Again and again we said ”thank u lord”

Masih di bulan November 2014, menerima kabar dari Manado yang cukup membuat jantung ini sedikit terkejut (buka lemah jantung yah) bahkan nih persendian lutut mendadak ngilu, perasaan langsung ga jelas kemana arahnya... yah ealah siapa juga yang ga bakal sperti itu kalo kabar yang dikirimkan itu adalah papi saya mengalami kecelakaan, yang lebih tepatnya mobil yang dibawa papi tabrakan dengan motor yang dikendarai remaja perempuan sambil membonceng temannya. Saat kejadian tabrakan dimobil ada 2 tamu yang akan diantar pulang ke hotel. Tamu ini sudah merupakan tamu langganan yang setiap kali ke Manado pasti menyewa kendaraan papi.
Kedua anak yang di motor ini statusnya masih sekolah, dan umurnya dibawah 17thn.  Tentu tidak memiliki SIM, ditambah lagi yang diboncengnya tidak menggunakan helm. Karena hantaman yang cukup keras akibatnya mobil dan motor sama-sama mengalami kerusakan yang lumayan serius. Puji Tuhan, papi dan tamunya sama sekali tidak ada lecet sekecil apapun di tubuhnya.
Namun, bagaimana dengan kedua remaja ini? mereka terlempar dari motor yang dikendarai,  yang dibonceng wajahnya terbentur ke aspal jalan dan darah yang belum jelas sumbernya bercucuran mengalir di wajah dan sempat tidak sadarkan diri. Sementara yang satunya lagi tubuhnya terbentur di mobil dan jatuh ke jalan. Oh Tuhan, disituasi sperti ini saya bisa merasakan dan membayangkan bagaimana perasaan dan pikiran papi saat itu. Rasa ngeri, cemas, khawatir, gelisah serta pikiran yang pastinya melayang kemana-mana bercampur aduk dalam dirinya.
Sempat kedua anak ini dibawa ke RS terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama, tapi karena keterbatasan tenaga medis serta peralatan kedokteran kedua anak ini dirujuk ke salah satu RS swata di kota yang lebih lengkap. Papi menemani terus kedua anak ini sementara mami pergi ke lokasi kecelakaan untuk melihat kondisi mobil disitu. Dan akhirnya mobil bersama motor harus di derek ke kantor polisi untuk diamankan, tentu saja there is no free charge alias derek ini tidak gratiss yah.

Sementara di rumah sakit kedua anak ini langsung mendapatkan penanganan di UGD oleh tim medis. Pihak keluarga mereka saat itu belum ada yang datang, sementara papi yang mungkin masih dalam kondisi pikiran yang campur aduk langsung mengurusi  segala keperluan mereka.
Dan situasi saya disini... saya hanya bisa diam dan termenung sedih, menyendiri sejenak meneteskan air mata memikirkan nasib kedua orang tua jauh disana yang diperhadapkan pada keadaan yang sperti ini. Satu hal yang bisa saya lakukan saat itu adalah berdoa..., berdoa meminta pertolongan dan campur tangan Tuhan untuk semua mereka yang disana.
Dan singkat cerita keluarga dari kedua anak ini datang ke RS agak sorean ketika anak-anaknya sudah mendapatkan penanganan lebih lanjut, dan Puji Tuhan keluarga mereka bisa mengerti dan memaklumi keadaannya, tidak ada satupun yang berargumen untuk saling menyerang atau menyalahkan atas kondisi ini.
Untuk biaya perawatan di RS, kamar serta beberapa obat yang tersedia di apotek RS semuanya di cover oleh pemerintah melalui program semacam BPJS. Obat-obatan yang sifatnya antibiotik, penenang rasa sakit serta beberapa kriteria obat lainnya yang tercantum di resep dokter tidak tersedia di RS ini, jadi papi berinisiatif mencari dan membelinya di apotek luar.
Biaya perbaikan kendaraan papi yang semula kami perkirakan ditanggung secara all risk oleh perusahaaan asuransi, namun setelah di konfirmasi ke pihak leasing dan cek ricek dalam polisnya ternyata ganti rugi yang ditanggung asuransi adalah total loss only (TLO). Jadi, dengan kata lain biaya perbaikan kendaraan menjadi tanggungan sendiri. Dan hal ini membuat papi sedih dan menambah beban pikirannya. Saya dan kakak hanya bisa menelpon sambil menghibur dan menguatkan papi agar jangan terlalu dipikirkan masalah kendaraan ini nanti biayanya kami anak-anak bantu juga, selesaikan masalah satu persatu dan untuk saat ini fokuskan dulu ke masalah di RS. Puji Tuhan, papi cukup tenang setelah saya dan kakak menelponnya.
Kakak yang sehari-harinya bekerja sebagai estimator harga body repair mobil di salah satu bengkel di kota Bandung memberikan gambaran biaya perbaikan mobil papi sekitar 20jutaan, saya yang mendengar nilai segitu hanya bisa bilang Oh.. yah sudah kalo segitu ntar saya bantu juga, dan jujur saat itu saya langsung berpikir nilai segitu saya bisa sulap dari mana yah Tuhan, kondisi keuangan keluarga saya Tuhan pasti tahu persis saat ini. Belum lagi ditambah dengan beberapa biaya RS untuk kedua anak ini yang di tanggung papi.
Seminggu lebih urusan di RS sudah selesai, jadi papi langsung koordinasi dengan pihak kepolisian dalam rangka pengurusan surat damai kedua belah pihak. Setelah surat damai selesai, mobil bisa langsung dikeluarkan dan dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. Jasa perbaikan dan pengecatan kendaraan sekitar 2jutaan dan untuk spare part yang rusak langsung diganti baru dan dipasang di mobil. Perbaikan kendaraan memakan waktu kurang lebih 5 hari dan penggantian spare part kendaraan memakan biaya kurang lebih 10 jutaan.
Tuhan menghadirkan orang-orang yang bisa menjadi saluran berkat buat papi dan mami. Penumpang yang saat kecelakaan ada di mobil papi yang saat itu belum sempat membayar uang sewa kendaraan, ternyata beberapa hari setelah kejadian menelpon meminta no rekening untuk ditranfer uang sewanya. Dan yang di transfer oleh mereka ternyata 10x lipat dari uang sewa yang seharusnya mereka bayar hari itu.
Wow...terbukti bahwa hitung-hitungan manusia memang selalu kalah canggih dengan kalkulatornya Tuhan. Tuhan yang memulai pekerjaannya dan Dia juga yang akan mengakhirinya dengan baik yang terpenting kita sebagai ciptaanNya Berserah, nanti Dia yang bekerja seturut kehendakNya. GOD is absolutely good
Banyak sekali, Tuhan…Banyak berkatMu buat keluarga kami.

Dan sekali lagi, kami tak akan pernah mampu untuk menghitungnya..

I believe, there will be so many blessings in 2015

0 komentar:

Posting Komentar